Hubungan PGRI dengan Education International (EI)
A. PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat
Kemitraan
Menurut etimologi (arti
kata), kemitraan adalah perihal hubungan atau jalinan kerja sama sebagai mitra.
PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu berusaha
menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin hubungan secara
internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah:
1.
Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan
kesatuan.
2.
Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas.
3.
Menerima, membantu dan merasakan penderitaan
orang lain.
4.
Meduli terhadap keadaan masyarakat.
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah
melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara
vertikal, horizontal dan hubungan luar negeri.
B. Education International (EI)
Education
International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan
personal pendidikan dengan 24.000.000 anggota. Mereka dalah para guru dan
pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi
yang berasal dari 304 organisasi di 155 negara.
EI mempunyai hubungan
kerja dengan UNESCO, termasuk IBE (international Buereau of Edication atau Biro
Pendidikan Internasional) serta memiliki status konsultatif dengan United
Nation Economics and Social Council (ECOSOC) ataunDewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa Bangsa. Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan
kegiatan bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD).
Hubungan tersebut
memberikan kesempatan bagi EI dalam mempromosikan tujuan guru dan pekerja
pendidikan di forum internasional dan dalam memberikan masukan dalam diskusi
ketika sedang menyusun keputusan tentang kebijakan penting.
Program dan
anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga tahun oleh Kongres Dunia Education
International, yang dihadiri oleh semua organisasi anggota EI dan para
pengamat dari organisasi internasional serta lembaga-lembaga antara negara.
Resolusi kebijakan EI diadopsi dan Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres
Dunia yang terakhir diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.
Sekretariat Markas
Besar atau Kantor Pusat EI teretak di Brussel Belgia. Kantor-kantor kawasan
terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia Pasific (Kuala Lumpur, Malaysia), dan
Fiki, Eropa (Brussel, Belgia), Amerika Latin (San Jose, Cose Rica) dan Amerika
Utara dan Karibia(santalucia). Setiap 3 tahun sekali di tiap-tiap kawasan
diselenggarakan Konvereverensi Regional.
Secara khusus, EI
bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World
Bank, dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
EI dibentuk pada
tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara The International Federation
of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World Confederation of
Organizations of The Teaching Profession (WCOTP).
Sekertariat
pengurus EI bermarkas di Brussels, Belgia, yang dilengkapi dengan lima
departemen yaitu: pendidikan, serikat sekerja, hak asasi manusia dan keadilan,
pengembangan kerjasama, informasi dan administrasi. Kantor regional EI
bermarkas di Afrika (Lome, Togo), Asia (Kuala Lumpur, Malaysia), Pasifik
(Fiji), Eropa (Brussels, Belgia), Amerika Latin (San Jose, Costa Rica), Amerika
Utara dan Karibia (ST. Lucia). Konferensi regional diadakan setiap tiga tahun
oleh negera-negara anggota EI di kawasan yang bersangkutan untuk menyepakati
program dan kegiatan.
Pada tahun 1999,
EI mengumpulkan konsorsium yang terdiri dari rekan kerja sama berikut: Lärarförbundet(Sweden), Utdanningsförbundet (Norway), Japan
Teachers’ Union (Japan), Australian Education Union(Australia) danNational
Education Association (USA)untuk bekerja sama dengan PGRI untuk menjadi
sebuah organisasi guru independen, demokratis dan efektif.
Agenda ini dimulai
di dua propinsi pada tahun 2000, dan dalam tujuh tahun secara bertahap
meningkat menjadi 26 dari 33 provinsi. Program ini terutama menargetkan para
pemimpin tingkat provinsi dan kabupaten.
Pertemuan diadakan
setiap tahun untuk mengevaluasi dan merencanakan setiap tahun berikutnya dengan
perwakilan dari organisasi bekerja sama lima.PGRI sekarang memainkan peran
aktif dalam gerakan buruh di Indonesia.
Tujuan PGRI
mengikuti organisasi ini adalah:
1.
Memperkuat PGRI sebagai serikat pekerja guru.
2.
Membuat organisasi yang lebih demokratis,
independen, transparan dan berkelanjutan.
PGRI
mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ini tentu memperoleh manfaat:
1.
Membuat kesadaran serikat buruh, good
governance, transparansi dan akuntabilitas di semua tingkat organisasi.
2.
Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh
pemerintah untuk pendidikan di tingkat nasional dan daerah untuk dapat membahas
masalah yang dihadapi oleh pendidikan, guru, anak-anak, dan untuk mencapai
pendidikan berkualitas untuk semua
3.
Mempromosikan partisipasi perempuan dan pemimpin
muda dalam proses pengambilan keputusan dan semua kegiatan serikat.
4.
Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat
kabupaten dan propinsi.
5.
Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat
organisasi mandiri secara finansial.
6.
Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi
antara tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.
EI bertujuan untuk
:
1.
Melindungi hak profesional dan industrial dari
para guru dan pekerja pendidikan;
2.
Mempromosikan perdamaian, demokrasi, keadilan
sosial, dan persatuan kepada seluruh manusia si semua negara, melalui
pembangunan pendidikan umum berkualitas bagi semua.
3.
Memerangi semua bentuk rasialisme dan
diskriminasi dalam pendidikan dan masyarakat.
4.
Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan
peran kepengurusan dan keterwakilan wanita di masyarakat, dalam profesi
mengajar, dan dalam organisasi guru dan pekerja pendidikan.
5.
Memastikan hak-hak kelompok kelompok yang
terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik minoritas, migran dan anak-anak. EI
bertujuan dan bekerja untuk menghapuskan pekerja anak yang merupakan bagian
penting dari hak asasi manusia.
C. Hubungan PGRI dengan Education International (EI)
Dalam organisasi ini,
setidaknya 1.440 pemimpin dan anggota aktif dari 28 provinsi akan
memilikikesadaran dan pemahaman tentang hak dan tanggung jawab sebagai agen
perubahan baik sebagai guru dan anggota serikat serta keterampilan untuk
bernegosiasi dengan masing-masing kabupaten, provinsi dan pemerintah nasional
untuk meningkatkan anggaran pendidikan.
Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan dengan lima
tahun sekali Kongres PGRI berhasil dilakukan, diantaranya di Palembang,
Sumatera Selatan, Indonesia, ditangani oleh Presiden Republik Indonesia dan
Sekretaris Jenderal Pendidikan Internasional. Pidato Fred Van Leeuwen sangat
menyentuh penonton termasuk presiden negara itu. Hal itu membuat presiden
mengubah pidatonya di tempat, dengan menambahkan instruksi untuk semua
departemen dan semua otoritas pemerintah di semua tingkatan di seluruh
Indonesia untuk bekerja sama untuk mencapai kualitas Pendidikan untuk Semua dan
meningkatkan kesejahteraan dan status guru. Dia mengucapkan terima kasih EI
untuk pekerjaan yang baik dan dukungan dan berjanji bahwa ia akan memenuhi daya
tarik para guru.
Kongres PGRI diubah Konstitusi dan Anggaran dengan menyatakan bahwa
setidaknya 30% dari para pemimpin haruslah perempuan.
Kongres PGRI diubah Konstitusi dan Oleh-Undang-Undang tentang iuran
keanggotaan untuk meningkatkan jumlah iuran oleh tiga kali.
Perubahan konstitusi selalu menjadi topik penting dalam semua EI-PGRI-Konsorsium
Seminar Proyek.
Pada 13 Agustus 2008Mahkamah Konstitusi memenangkan kasus PGRI untuk
meniadakan hukum Taurat Tahun Republik Indonesia Nomor 16 2008 tentang APBN dan
pengeluaran, yang melanggar Konstitusi Indonesia 1945 banding Konstitusi MK
kepada pemerintah untuk menyediakan setidaknya 20% dari anggaran (nasional,
propinsi, kabupaten) oleh terbaru tahun 2009.
Kemudian pada 15 Agustus 2008Presiden RepublikSusilo Bambang
Yudhoyono, dalam menangani laporan resminya dan pernyataan pemerintah pada APBN
dan Belanja Merencanakan menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan
mengalokasikan dalam APBN dan Rencana Pengeluaran untuk tahun 2009, untuk
memenuhi anggaran pendidikan 20% dari rencana anggaran 2009.
Pada tahun 2009 serangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Rapat evaluasi
dan perencanaan diadakan di Jakarta, pada bulan Februari. Setelah pertemuan
ini, serangkaian 32 3 hari seminar provinsi diselenggarakan dari bulan Juni
sampai November di Ambon, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Jawa Tengah,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur,
Timur Nusa Tenggara, Gorontalo, Jakarta, Jambi, Lampung, Maluku Utara, Sulawesi
Utara, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat,
Sumatera Barat dan Yogyakarta.
Setiap seminar dihadiri oleh 40 peserta dari berbagai kabupaten di
provinsi. Diantara topik yang dibahas adalah: Prinsip Dagang Uni; Pendidikan
Internasional struktur dan program; Kepemimpinan; Proses Pengambilan Keputusan;
Uni Keuangan; PGRI dan Konstitusinya; UU Guru dan Dosen; Negosiasi dan
Perundingan Kolektif.
Selain dari seminar, untuk memperkuat kondisi keuangan PGRI, anggota
mengumpulkan iuran, untuk 3 mata kuliah khusus tentang Keuangan diadakan di
Jakarta pada bulan November dan Desember 2009.
PGRI Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengadakan seminar
kerjasama dengan Education International pada tanggal 7 sampai 9
Agustus 2009 dengan tema Pemantapan PGRI sebagai Serikat Pekerja Guru dan
Peranannya dalam Pembangunan Pendidikan.
Comments
Post a Comment